Monday, 1 January 2018

Pertanyaan Seputar Shalat (Bagian - 1)

  
Pertanyaan 1: Apakah shalat itu?
 
Jawaban:

Shalat menurut bahasa adalah: [ الدعاء ] doa atau [ الدعاء بخير ] doa untuk kebaikan. Sedangkan menurut istilah syariat Islam adalah: [. [أقواؿ وأفعاؿ تؼصوصة، مفتتحة بالتكبير، تؼتتمة بالتسليم Ucapan dan perbuatan khusus, diawali dengan Takbir dan ditutup dengan Salam1.

Pertanyaan 2: Apakah dalil yang mewajibkan shalat?

Jawaban:

Dari al-Qur’an:

وَمَا أُمِ وا إِلَّالا لِيَػعْبُدُوا الللَّاوَ تُؼْلِصِ لَوُ الدِّد نَ نَػفَاءَ وَ يمُوا ال لَّا صلَاةَ وَ ػ تُوا اللَّال اةَ وَذَلِكَ دِ نُ الْ يدِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-
Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”. (Qs. al-Bayyinah [98]: 5).
Ayat:

فَ قِيمُوا ال لَّا صلَاةَ وَآَتُوا اللَّال اةَ وَاعْتَصِمُوا بِالللَّاوِ ىُوَ مَوْلَا مْ فَنِعْمَ الْمَوْلَذ وَ عْمَ النلَّاصِير “…,  

maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong”. (Qs. Al-Hajj [22]: 78). Dan banyak ayat-ayat lainnya.

Dalil hadits Rasulullah Saw:

بُنَِِ الإِسْلاَُ عَلَى تسَْسَةٍ عَلَى أَفْ ػوَُلَّا دَ الللَّاوُ وَإِقَاِ ال لَّا صلاَةِ وَإِ تَاءِ اللَّال اةِ وَصِيَاِ « عَنِ ابْنِ عُمَ عَنِ النلَّا دِِّ بِ -صلى الله عليو وسلم- قَاؿَ
.» رَمَضَافَ وَاتضَْ دِّ ج

Dari Abdullah bin Umar, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: “Agama Islam itu dibangun atas lima perkara: agar mentauhidkan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan puasa Ramadhan dan melaksanakan ibadah haji”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

1 Syekh Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu: 1/572. Dan hadits-hadits lainnya.

Pertanyaan 3: Bilakah Shalat diwajibkan?

Jawaban:

Shalat diwajibkan lima waktu sehari semalam sejak peristiwa Isra’ dan Mu’raj Rasulullah Saw berdasarkan hadits:

عَنْ أَ سِ بْنِ مَالِكٍ قَاؿَ فُ ضَتْ عَلَى النلَّا دِِّ بِ -صلى الله عليو وسلم- لَيْػلَةَ أُسْ ىَ بِوِ ال لَّا صلَوَاتُ تسَْسِ ثُُلَّا صَتْ لَّاتَّ جُعِلَتْ تسَْسًا ثُُلَّا
ودِىَ ا تُػَ لَّا مدُ إِ لَّاوُ لاَ ػبَُلَّادؿُ الْ وْؿُ لَدَ لَّا ى وَإِ لَّا ف لَكَ هِ اتطَْمْسِ تسَْسِ .

Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Shalat diwajibkan kepada Rasulullah Saw pada malam ia di-Isra’-kan, shalat itu ada lima puluh, kemudian dikurangi hingga dijadikan lima, kemudian Rasulullah Saw dipanggil:

“Wahai Muhammad, sesungguhnya kata yang ada pada-Ku tidak diganti, sesungguhnya untukmu dengan lima shalat ini ada lima puluh”. (HR. At-Tirmidzi, Imam at-Tirmidzi berkata: “Hadits Hasan Shahih”).

Pertanyaan 4: Bilakah seorang muslim mulai diperintahkan melaksanakan shalat?

Jawaban:

Seorang muslim wajib melaksanakan shalat ketika ia telah baligh dan berakal, akan tetapi sejak dini telah diperintahkan sebagai proses belajar dan latihan, sebagaimana hadits:

مُ وا أَوْلاَدَ مْ بِال لَّا صلاَةِ وَىُمْ أَبْػنَاءُ سَبْعِ سِنِ وَاضْ بُوىُمْ عَلَيْػ ا وَىُمْ أَبْػنَاءُ عَ سِنِ وَفَػدِّ قُوا بػيَْػنَػ مْ الْمَضَاجِعِ

Perintahkanlah anak-anak kamu agar melaksanakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun. Pukullah mereka ketika mereka berumur sepuluh tahun. Pisahkan tempat tidur mereka”. (HR. Abu Daud).

Pertanyaan 5: Apakah shalat mesti dilaksanakan secara berjamaah?

Jawaban:

Ya, berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah. Allah berfirman:


وَإِذَا نْتَ فِي مْ فَ قَمْتَ تعَمُُ ال لَّا صلَاة

Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka”. (Qs. An-Nisa’ *4+: 102).
Allah tetap memerintahkan shalat berjamaah ketika saat berperang jihad fi sabilillah, jika ketika berperang tidak menggugurkan shalat berjamaah maka tentunya pada saat aman lebih utama. Andai shalat berjamaah itu bukan suatu tuntutan, pastilah diberikan keringanan saat kondisi genting. Rasulullah Saw mendidik para shahabat untuk shalat berjamaah secara bertahap, diawali dengan memberikan motifasi:

» صَلاَةُ اتصَْمَاعَةِ تَػفْضُلُ صَلاَةَ الْفَدِّ بِسَبْعٍ وَعِ نَ دَرَجَةً « عَنْ عَبْدِ الللَّاوِ بْنِ عُمَ أَ لَّا ف رَسُوؿَ الللَّاوِ – صلى الله عليو وسلم – قَاؿَ

Dari Abdullah bin Umar, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendiri 27 tingkatan”. (HR. Al-Bukhari).
Kemudian dilanjutkan dengan inspeksi, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:

أَشَاىِدٌ فُلاَفٌ « قَالُوا لا . قَاؿَ .» أَشَاىِدٌ فُلاَفٌ « عَنْ أُ دَِّ بَ بْنِ عْبٍ قَاؿَ صَللَّاى بِنَا رَسُوؿُ الللَّاوِ -صلى الله عليو وسلم- ػوَْمًا الصُّبْحَ فَػ اؿَ
إِ لَّا ف ىَاتَػ ال لَّا صلاَتَػ أَثْػ لُ ال لَّا صلَوَاتِ عَلَى الْمُنَافِ وَلَوْ تَػعْلَمُوفَ مَا فِي مَا لأَتَػيْتُمُوهَُُا وَلَوْ بْػوًا عَلَى ال بِ وَإِ لَّا ف « قَالُوا لا . قَاؿَ .»
ال لَّا ص لَّا ف الأَلَّاوؿَ عَلَى مِثْلِ صَ دِّ ف الْمَلاَئِكَةِ وَلَوْ عَلِمْتُمْ مَا فَضِيلَتُوُ لاَبْػتَدَرْتُدُوهُ وَإِ لَّا ف صَلاَةَ اللَّا جُلِ مَعَ اللَّا جُلِ أَزْ ى مِنْ صَلاَتِوِ وَ دَهُ وَصَلاَتُوُ
.» مَعَ اللَّا جُلَ أَزْ ى مِنْ صَلاَتِوِ مَعَ اللَّا جُلِ وَمَا ثػ فَػ وَ أَ بُّ إِلَذ الللَّاوِ تَػعَالَذ

Dari Ubai bin Ka’ab, ia berkata: “Suatu hari Rasulullah Saw melaksanakan shalat Shubuh bersama kami. Rasulullah Saw bertanya: “Apakah si fulan ikut shalat berjamaah?”. Mereka menjawab: “Tidak”. Rasulullah Saw bertanya: “Apakah si fulan ikut shalat berjamaah?”. Mereka menjawab: “Tidak”. Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya dua shalat ini lebih berat bagi orang-orang munafik. Andai kamu mengetahui apa yang ada dalam dua shalat ini, pastilah kamu menghadirinya walaupun kamu merangkak dengan lutut. Sesungguhnya shaf pertama seperti shafnya para malaikat. Andai kamu mengetahui keutamaannya, maka kamu akan segera menghadirinya. Sesungguhnya shalat satu orang bersama satu orang lebih baik daripada shalat sendirian. Shalat satu orang bersama dua orang lebih baik daripada shalat satu orang bersama satu orang. Lebih banyak maka lebih dicintai Allah”. (HR. Abu Daud).
 
Selanjutkan Rasulullah Saw memberikan ancaman bagi mereka yang menyepelekan shalat berjamaah:

لَ دْ هََُمْتُ أَفْ آمُ رَجُلاً صَلدِّى بِالنلَّااسِ ثُُلَّا « عَنْ أَبَِ ىُ ػ ةَ أَ لَّا ف رَسُوؿَ الللَّاوِ -صلى الله عليو وسلم- فَػ دَ اسًا بػعَْضِ ال لَّا صلَوَاتِ فَػ اؿَ
ػعَْنِِ .» أُخَالِفَ إِلَذ رِجَاؿٍ ػتََخَللَّافُوفَ عَنْػ ا فَآمُ مْ فَػيُحَدِّ قُوا عَلَيْ مْ بُِِلَِ اتضَْطَبِ بػيُُوتَػ مْ وَلَوْ عَلِمَ أَ دُىُمْ أَ لَّاوُ يََِدُ عَظْمًا تشَِينًا لَ دَىَا
صَلاَةَ الْعِ اءِ .

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw kehilangan beberapa orang pada sebagian shalat, maka Rasulullah Saw bersabda: “Aku ingin memerintahkan seseorang memimpin shalat berjamaah, kemudian aku menentang orang-orang yang meninggalkan shalat berjamaah, aku perintahkan agar rumah mereka dibakar dengan ikatan-ikatan kayu bakar. Andai salah seorang dari mereka mengetahui bahwa ia akan mendapati tulang yang gemuk (daging), pastilah ia akan menghadirinya”.  Yang dimaksud Rasulullah Saw adalah shalat Isya’. (HR. Muslim).
Dalam hadits lain disebutkan:

.» لَيَػنْتَ لََّا رِجَاؿٌ عَنْ تَػ ؾِ اتصَْمَاعَةِ أَوْ لأُ دِّ قَ لَّا ن بػيُُوتَػ مْ « – عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَ دٍ قَاؿَ قَاؿَ رَسُوؿُ الللَّاوِ -صلى الله عليو وسلم

Dari Usamah bin Zaid, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Hendaklah mereka berhenti meninggalkan shalat berjamaah atau aku akan membakar rumah mereka”. (HR. Ibnu Majah).

sumber : 77 Tanya Jawab Seputar Shalat oleh Ustadz Abdul Somad Lc. MA

No comments: